Dengan memanjatkan do'a dan puji
syukur kehadirat Allah SWT serta sholawat serta salam tercurahkan ke junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Analisis
Sistem Basis Data Tugas Akhir
Sisitem Informasi Pengolahan Data Surat Keterangan Hasil Ujian (Skhu) Pada SMP
Negeri 3 Pamboang Oleh “Warda”.”.
Adapun penulisan makalah ini dapat
terselesaikan berkat bantuan dari segala pihak yang membantu terselesaikannya
makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, maka dari itu Penyusun
mengharapkan sumbangan pikiran, pendapat serta saran–saran yang berguna
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca.
PENYUSUN
ISWANDI
DAFTAR ISI
KATA
PENGANAR
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah
Islam
B. Awal
Masuknya Isalam di Indonesia
C. Cara
Masuknya Islam di Indonesia
D. Perkembangan
Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
E. Peranan Umat Islam Dalam Mengusir Penjajah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Islam
adalah salah satu agama yang memiliki jumlah pengikut terbanyak di dunia.
Menurut sumber informasi dari Wikipedia menyebutkan bahwa saat ini pengikut
agama Islam telah mencapai lebih dari 1,25 miliar orang yang tersebar di
berbagai negara di seluruh dunia.
Sejarah
Islam sendiri dimulai semenjak diturunkannya wahyu Allah kepada Nabi Muhammad
SAW yang pertama pada tahun 622 di Gua Hira, yaitu tepatnya pada malam lailatul
qadar di bulan Ramadhan. Proses penerimaan wahyu oleh Nabi Muhammad SAW sendiri
berlangsung selama kurun waktu 23 tahun, yaitu mulai dari semenjak Nabi diutus
menjadi Rasul pada usia 40 tahun, hingga beliau wafat pada usia 63 tahun.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
islam masuk ke indonesia?
2. Bagaimana
sejarah perkembangan islam?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui cara islam masuk di indonesia.
2. Untuk
mengetahui sejarah perkembangan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Islam
Islam adalah salah satu agama yang
memiliki jumlah pengikut terbanyak di dunia. Menurut sumber informasi dari
Wikipedia menyebutkan bahwa saat ini pengikut agama Islam telah mencapai lebih
dari 1,25 miliar orang yang tersebar di berbagai negara di seluruh dunia.
Sejarah Islam sendiri dimulai
semenjak diturunkannya wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang pertama pada
tahun 622 di Gua Hira, yaitu tepatnya pada malam lailatul qadar di bulan
Ramadhan. Proses penerimaan wahyu oleh Nabi Muhammad SAW sendiri berlangsung
selama kurun waktu 23 tahun, yaitu mulai dari semenjak Nabi diutus menjadi
Rasul pada usia 40 tahun, hingga beliau wafat pada usia 63 tahun.
B.
Awal Masuknya Islam di Indonesia
Ketika Islam
datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan
dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan
Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya.
Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik,
karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara
manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting
juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah
syahadat dan tidak ada paksaan.
C.
Cara Masuknya Islam di Indonesia
Islam masuk ke
Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan
tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan
para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S.
al-Baqarah ayat 256 :
Artinya :
Tidak ada paksaan
dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256)
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
1.
Perdagangan
Jalur ini
dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan
orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam
Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan
pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan
duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.
Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
2.
Kultural
Artinya
penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan
Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit,
mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan
pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari
masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri
menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran,
ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3.
Pendidikan
Pesantren
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang
yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran
pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti
Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai
sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali
penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4.
Kekuasaan politik
Artinya
penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan
menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh
Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama
sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh
Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam
melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya
negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
D.
Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
1.
Di Sumatra
Dijelaskan bahwa
wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau
Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di
masing-masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu
kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.
Menurut
keterangan Prof. Ali Hasmy dalam makalah pada seminar “Sejarah Masuk dan
Berkembangnya Islam di Aceh” yang digelar tahun 1978 disebutkan bahwa kerajaan
Islam yang pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah
sepakat, Samudra Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan
rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261
s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah
mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan
utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
2.
Di Jawa
Benih-benih
kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam
bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat
Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga)
menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja,
tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari
Malaka atau kerajaan Pasai sendiri.
3.
Di Sulawesi
Ribuan pulau yang
ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari pulau ke pulau. Baik
atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan
ini pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah ke Sulawesi. Menurut
catatan company dagang Portugis pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di
tanah ini sudah ditemui pemukiman muslim di beberapa daerah. Meski belum
terlalu banyak, namun upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh para da’i di
Sumatra, Malaka dan Jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa dan Tallo
atau yang dikenal dengan negeri Makasar, terletak di semenanjung barat daya
pulau Sulawesi.
4.
Di Kalimantan
Islam masuk ke
Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur
pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan
Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar
sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat
Kalimantan.
Jalur kedua,
Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke
Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak
mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak
kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
5.
Di Maluku
Kepulauan Maluku
terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya tarik
para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra,
Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan
dakwah Islam di kepulauan ini.
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
Raja-raja Maluku
yang masuk Islam seperti :
a. Raja Ternate yang
bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b. Setelah beliau
wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang sangat besar jasanya dalam
menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.
c. Raja Tidore yang
kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
d. Raja Jailolo yang
berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e. Pada tahun 1520
Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.
Selain Islam
masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh
raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga berasal
dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah :
Miso, Jalawati, Pulau
Waigio dan Pulau Gebi.
E.
Peranan Umat Islam Dalam Mengusir Penjajah
Ketika kaum
penjajah datang, Islam sudah mengakar dalam hati bangsa Indonesia, bahkan saat
itu sudah berdiri beberapa kerajaan Islam, seperti Samudra Pasai, Perlak, Demak
dan lain-lain. Jauh sebelum mereka datang, umat Islam Indonesia sudah memiliki
identitas bendera dan warnanya adalah merah putih. Ini terinspirasi oleh
bendera Rasulullah saw. yang juga berwarna merah dan putih. Rasulullah saw
pernah bersabda :” Allah telah menundukkan pada dunia, timur dan barat. Aku
diberi pula warna yang sangat indah, yakni Al-Ahmar dan Al-Abyadl, merah dan
putih “. Begitu juga dengan bahasa Indonesia. Tidak akan bangsa ini mempunyai
bahasa Indonesia kecuali ketika ulama menjadikan bahasa ini bahasa pasar, lalu
menjadi bahasa ilmu dan menjadi bahasa jurnalistik.
Beberapa ajaran
Islam seperti jihad, membela yang tertindas, mencintai tanah air dan membasmi
kezaliman adalah faktor terpenting dalam membangkitkan semangat melawan penjajah.
Bisa dikatakan bahwa hampir semua tokoh pergerakan, termasuk yang berlabel
nasionalis radikal sekalipun sebenarnya terinspirasi dari ruh ajaran Islam.
Sebagai bukti misalnya Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) tadinya
berasal dari Sarekat Islam (SI); Soekarno sendiri pernah jadi guru Muhammadiyah
dan pernah nyantri dibawah bimbingan Tjokroaminoto bersama S.M Kartosuwiryo
yang kelak dicap sebagai pemberontak DI/TII; RA Kartini juga sebenarnya
bukanlah seorang yang hanya memperjuangkan emansipasi wanita. Ia seorang
pejuang Islam yang sedang dalam perjalanan menuju Islam yang kaaffah. Ketika
sedang mencetuskan ide-idenya, ia sedang beralih dari kegelapan (jahiliyah)
kepada cahaya terang (Islam) atau minaz-zulumati ilannur (habis gelap terbitlah
terang). Patimura seorang pahlawan yang diklaim sebagai seorang Nasrani
sebenarnya dia adalah seorang Islam yang taat.
Semangat jihad
yang dikumandangkan para pahlawan semakin terbakar ketika para penjajah
berusaha menyebarkan agama Nasrani kepada bangsa Indonesia yang mayoritas sudah
beragama Islam yang tentu saja dengan cara-cara yang berbeda dengan ketika
Islam datang dan diterima oleh mereka, bahwa Islam tersebar dan dianut oleh
mereka dengan jalan damai dan persuasif yakni lewat jalur perdagangan dan pergaulan
yang mulia bahkan wali sanga menyebarkannya lewat seni dan budaya. Para da’i
Islam sangat paham dan menyadari akan kewajiban menyebarkan Islam kepada orang
lain, tapi juga mereka sangat paham bahwa tugasnya hanya sekedar menyampaikan.
Hal ini sesuai dengan Q.S. Yasin ayat 17 :”Tidak ada kewajiban bagi kami
hanyalah penyampai (Islam) yang nyata”. (Q.S. Yasin : 17)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Islam berlanjut setelah Nabi
Muhammad SAW wafat. Berbagai kerajaan Islam bermunculan dan berkembang hingga ke
Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Seiring dengan perkembangan
berbagai kerjaan bercorak Islam yang bermunculan, maka seiring itu pula banyak
ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri
Islam hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya pendirian sekolah-sekolah.
SARAN
Saran
yang dapat saya sampaikan ialaha bagi yang sempat membaca Tugas Makalah ini
sekiranya dapat mengetahui maksud dan tujuan yang terdapat pada pembahasan ini.